Hujan,, aq ingin melepasmu saja…
aq tak ign setiap hari menunggumu, pdahal belum tentusetiap hari kau akan turun menyapaku..
aq tak mau terlalu cinta padamu, terlalu membutuhkanmu, krn aq sadar banyak tempat yg harus kau singgahi bukan hanya di tempatku saja,
aq tak mau menjadi orang yg egois dan selalu memohon padamu agar terus berada
di tempatku, krn itu hanya akan membuatmu susahdan bingung,,
krn itu hujan,, aq ingin melepasmu saja, tp tentu saja aq selalu menerima kedatangmu dengan senang hati
aq ign kau bs dg tenang memberikan kebahagiaan utk semua orang tanpa harus melihatku cemberut krn hanya ingin kau bersamamu,,
teruskan perjuanganmu yaa hujan,,
krn itu hujan,, aq ingin melepasmu saja, tp tentu saja aq selalu menerima kedatangmu dengan senang hati
aq ign kau bs dg tenang memberikan kebahagiaan utk semua orang tanpa harus melihatku cemberut krn hanya ingin kau bersamamu,,
teruskan perjuanganmu yaa hujan,,

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
BalasHapusكَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى نَاشِئاً فِي أُفُقٍ مِنْ آفَاِق السَمَاءِ، تَرَكَ عَمَلَهُ- وَإِنْ كَانَ فِي صَلَاةٍ- ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِ؛ فَإِنْ كَشَفَهُ اللهُ حَمِدَ اللهَ، وَإِنْ مَطَرَتْ قَالَ: “اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً”
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila melihat awan (yang belum berkumpul sempurna, pen) di salah satu ufuk langit, beliau meninggalkan aktivitasnya –meskipun dalam shalat- kemudian beliau kembali melakukannya lagi (jika hujan sudah selesai, pen). Ketika awan tadi telah hilang, beliau memuji Allah. Namun, jika turun hujan, beliau mengucapkan, “Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah jadikanlah hujan ini sebagi hujan yang bermanfaat]